19/11/19

Rentang

Barangkali,
Hanya sedekat jemari dan kaca-kaca yang dinanti hujan.
Jumpa kita tersekat satuan.
Kau adalah suhu dinding kamar, dan aku adalah pantulan cahaya ditengah deras yang berbinar.

Bersama, 
kita menjadi embun,
Tempat simbol hati berkerumun, 
hilang seketika, tersapu rindu yang menahun.

Barangkali,
Hanya sebatas akrab rentetan klausa dalam frasa
Debar yang ada, tak mampu diredam aksara
Bersama,
Kita mengisi rumpang bagian alinea,
Terpisah, kita menjadi yatim dan piatu puluhan kata

Barangkali,
Hanya sebatas ampas dan kopi,
Bersama, kita menjadi pahit sempurna yang bermuara pada lidah manusia,
Mengalir menuju pencernaan, lalu terserap sebagai ketenangan yang maha dahsyat.

Kita bisa lebih lancang dari rintik yang memeluk tanah,
Bisa menjadi yang paling keras kepala dibanding gemintang ditengah lampu kota.

Barangkali, angkasa jemu dengan untaian nama yang sama,
Maka, kita cukupkan sejenak dan mulailah menjadi paling berisik diantara sunyi,
Hingga kelak, ketika lagu-lagu itu mulai bersuara,
Segalamu akan kembali sebagai yang luar biasa.

- Serdadu Pejuang Rasa, Batam 19 November 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar