05/11/19

PADA CELAH JEDA

Pada malam-malam yang berkaca di kaki bulan,
Rangkai pesan dipintal sedemikian rupa,
Tersulam pada batang tubuh angkasa
Menjadikanmu sebuah asma yang berserakan disepanjang jangka

Memikat bagian-bagian yang tercantum pada bebunyian
Beranjak menyusuri luka-liku berbagai kesan
Dengan atau tanpa penopang jejak yang dilangkahkan, sebagai bungkam yang mekar disudut alasan.

Disana, namamu merabas
Menjelma penyintas yang berlari kecil pada lintas, 
antara liar yang terbebas dan tatap yang membekas
Berlinang lepas, kemudian jatuh pada lahan-lahan cemas yang dikebumikan.

Kau, adalah pohon rimbun paling bersemi  ditepian sanubari,
Berbatang kuat,
Berdaun lebat, 
Dengan buah yang merupa cemas paling hebat untukku pelajari

Takjub paling luar biasa, bagi ketakutan yang menjadikannya manusia.

Secepat itu kau tumbuh,
Seindah itu debar untukmu bergemuruh.

Pada malam yang terasa asing,
Bagian pelupuk memanen rautmu atas keindahan masing-masing.
Sungging ayumu,
Manis gelakmu,
Kemas tuturmu,
Dan hal indah lain yang bersemayam pada atmamu.

Kau, kini merupa taman dicelah pagar
Sejuk terik yang tersamar,
Paling cerah bagi seluruh danau,
Dengan hadirku disana, sebagai penjaga dari kebun igau yang meracau kacau,

Pada malam-malam selanjutnya,
Aku masih menjadi pengagumu,
Menikmati teduh rayumu,
Sejauh itu,
Sediam itu

- Serdadu Pejuang Rasa, Batam 5 November 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar