21/11/19

Panggung Musim Kelima

Sejak runtuhnya petang,
Kidung-kidung perlahan dimainkan
Hingga tanah bijana mengalami pembusukan
Dan kelakar do'a mulai memenuhi seluruh ruangan

Sejak dilipatnya malam
Purnama berkeliling mengitari garis lintas
Memelas pada setiap Tuhan yang pantas
Mengemas keping-keping percaya yang terlepas

Sejak retaknya bilik-bilik pagi
Jarum-jarum berhenti kembali
Setiap sudut serupa duri
Mengecupi ubun-ubun, hingga menjalar ke ruas ruas kaki.

Kini do'a-do'a  serupa obituari
Sekat-sekat udara menjadi elegi
Pada pekik sepi, dan peluh yang mencuat tanpa henti

Sejak pudarnya warna pada senja kala
Kepakan sayap mulai bersuara
Menyuguhkan dingin selimut yang gulita
Menjadikannya tempat paling istimewa,
yang menahanmu untuk tetap ada.

- Serdadu Pejuang Rasa, Batam 21 November 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar