Seketika rindu rindu tersipu malu,
Pada punggung tangan,
Pada cemas yang menenangkan
dan jemari yang rutin mengibarkan penasaran
Seketika petang meredup
Mengintip di antara dua ufuk khatulistiwa
Dan dua manik yang kerap kau lempar ke angkasa
Terkadang sore begitu menggemaskan
Kali ini,
Riang tawanya memutuskan untuk singgah menemui matamu,
Sebagai tempat bersemayam dua waktu
Untuk Tuan Pagi yang kian menyamaimu
Dan Puan Malam yang kerap mencemburuimu
Kau lebih liar dari waktu
-Serdadu Pejuang Rasa, Bandung, 06-10-20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar