Bila, elegi telah fasih terlelap dalam dekap dada
desir nadi akan membawa cerita atas setiap luka yang jiwa dera
menjalar pada serambi kanan, hingga ujung pembuluh aorta
berkisah perihal kedukaan kelam yang dipaksa pulang,
hantaman kecewa yang berulang-ulang
dan luapan tangis yang menggenang atas seluruh keping getir yang mengais takdir.
Bila, janji telah fasih mengikat setiap papilla
Kata demi kata kembali menikam hadirku yang tertulis sebatas nama.
Sebatas asing yang kau temukan tanpa sengaja
Sebatas pengisi sepi yang kau anggap derita
Sebatas irama pengiring Bahagia yang kalian cipta berdua
Sebatas, kopi dingin yang kau diamkan di atas meja
Ketika pintu kedai mulai tertutup
Ketika kau hilang dengan segenap harap yang kutitip.
Bila, etika mulai tak mengenali rindu, atau meja kedai itu kian membeku
Percayalah,
Kelak, hadirmu akan menjadi luka paling manis yang disempurnakan oleh waktu
-Serdadu Pejuang Rasa, Batam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar