12/01/21

Subletal Anestesi

Hingga malam kembali terburu-buru,

Menyambut rekahan waktu yang terbunuh semu,

Gerimis perlahan turun pada pipi yang pantas, atas seluruh pilu yang melintas

Kursi yang kau duduki memburumu berkali-kali

 

Menghujam tajam ratusan tanya yang sama,

Perihal lara yang kerap menyusupi pembuluh vena dan semarak hujan di antara purnama

 

" Mana yang akan hujan pilih malam ini ?

Tandus pipi pipimu saat sepi,

Atau hatinya yang berdetak tak henti henti ketika sunyi menghampiri ? "

 

 

Hingga malam tatkala suara kehilangan nada

Tandus kembali hadir dalam bentuk prasangka,

Kepada sesiapa saja yang salah menjatuhkan rasa, atau rasa yang terlalu cepat menguap sebelum menjadi harapan yang nyata.

 

-Serdadu Pejuang Rasa, Batam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar