Ramah Sang Singgah dan Tegap tekad yang menetap,
hanyalah pelengkap dari damai damai yang sekejap hinggap.
Sejenak menenangkan, untuk kemudian mekar sebagai pusat keresahan
Sekilas bergerak bebas, atas segala penasaran yang tak kunjung tuntas
Pada akhirnya, kita kembali merengkuh waktu
Memunguti jarak dalam upaya menyembuhkan diri,
Setelah terhantam ratusan kali
Atas setiap janji yang tergores ribuan kali
Tak ubahnya sebuah naskah usang
Riwayat kerap menjadi tempat pulang,
Selepas puing puing harapan yang tertiup hilang
Matamu kian terkenang
Kata-katamu perlahan hilang.
-Serdadu Pejuang Rasa, Batam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar