Untuk kesekian kali, daun demi daun kembali membisu
Sunyi hinggapi klorofil yang hancur dipecah waktu
Hening
Bahkan kicau burung menunjukan rasa angkuh
atas segala pertemuan musim yang kian menjauh
Untuk kesekian kali, petang tak lagi hinggap di tepian mahkota
Gelap kelopak surya menghiasi kebun yang dulunya dinamai surga
Tandus menyambangi diri
Mengoyak putik dengan tajam,
Merusak jaringan dada dari dalam
Mengering
Bunga itu kini tak lagi mentari
Mekarnya tak kunjung siang
Layu berserak daunnya
Nektar kian busuk tak terjamah telapak manusia
Malang Si Bunga malang
Hilang Sang Surya hilang
Berpangku akar rumpang
Menanti hingga setiap jiwa pulang
-Serdadu Pejuang Rasa, Batam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar