23/04/20

Stagnan Yang Disajikan

Sekokoh peradaban Etiopia hingga hangat angin Mediterania
Megah gerbang Notre Dame tergambar jelas pada tenang arus Kanal Venesia

Merangkum kurun yang sempat hilang
Menuju isi kepala yang lupa jalan pulang

Tepian bibir ranum berbuah
Impresi kuat yang menyapa tiap-tiap papila di permukaan lidah

Sejauh itu kau kumaknai
Serupa kicauan waktu yang kerap di nanti

Di sanalah kububuhkan sejumput klausa
Hingga tumbuh liar merambat mengisi alinea
Menjadi gramatikal paling sempurna, 
pada kurun yang berserakan di atas meja

Tajuk paling purba itu, kini kusebut kopi
Tempat paling bijaksana untuk kita menuang keluh sepanjang hari
Sepanjang jarak mengajari cara gemintang pulang
Sejauh rindu menarik kembali langkah para petualang

Tepat, ketika pahit dihabiskan
dan musim perlahan dihentikan
saat itulah, 
waktu kembali hadir
untuk menamaimu, sebagai manis yang Tuhan sembunyikan.

- Serdadu Pejuang Rasa, Batam, 14-03-2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar