Sore ini,
aku masih
menduduki kecemasan paling hebat, dengan hampa yang mencakar kuat.
Menyibak
perih pada luka sayat,
kala kau melantunkan elegi perpisahan dengan
sangat khidmat.
Bukan malam
yang membuatku terbungkam, tapi tingkahmu yang membuat detak setia dalam diam,
tergeletak pasrah dalam naungan kelam.
Bukan waktu
yang menegaskan kau sibuk,
tapi sedetik
pun, hatimu tak pernah kau izinkan untuk kuketuk
Bukan pula
angin, yang mengabarkan kau nyaman dengan kesendirian,
tapi langit,
yang menunjukan hatimu telah jatuh ke lain dekapan.
Yang lebih
nyaman,
Yang lebih
memberi ketenangan,
Hingga,
disini
Kau hanya
menunjukanku sebuah pengasingan, atas segala janji yang telah kau tanggalkan,
Tetiba-tiba,
Membuat
waktu terkejut,
tak merela
atas sebuah kehilangan
Pancaran
bahagia kalian,
terjahit
sempurna di lini kala,
Kalimat
mesra, saling kalian coretkan pada tiap lembaran malam tanpa purnama,
Kisah indah
kalian,
berkembang
cepat,
Melesat
hebat,
Bergelayut
penuh gempita
pada rona
senja yang terasa hangat.
Dan padanya,
kasihmu
telah tertambat,
Untukku,
menarikmu pulang,
Sudah sangat
terlambat
Betapa mudah
cinta membuatmu pergi kelain hati,
Betapa sulit
rindu membawamu kembali
Langkah
kakimu menarik diri,
Dengan
alasan sekenanya,
Aku tak
pernah meminta apa-apa,
Karena,
melihatmu tertawa
Menjadi
alasan darahku tetap berkeliling mengitari aorta,
mengizinkan
aromamu berkumpul dibalik rongga dada,
Lalu
berlarian ke sekujur pembuluh utama, hingga menyekat lajur vena,
dengan
menumbuhkan hujan dipelupuk mata.
Yang
untukmu, harapan itu telah sirna
Termakan
janji setia,
Hingga pada
akhirnya,
Kau
mendatangiku dengan bunga dibibirmu yang sedikit layu,
Isak mu
pecah,
meretas sepi
diantara kursi kayu,
Tertunduk
lesu,
Kau sebut
namaku dalam nuansa haru.
Ingin
kusambut air matamu dengan sebuah pelukan,
Namun, semua
hanya harapan yang tumbuh subur dalam kenangan, tersumbat dengan sempurna
dibalik kelenjar airmata, yang kini menjadi sebuah genangan.
Lihatlah,
Senyum itu
kembali mekar, setelah berjam-jam tenggelam terselimuti muram. Yang kini aku
sadar, tangis mampu menyembuhkan luka yang membakar, menghidupkan cinta yang
terkapar,
Dan
menyempitkan harapan yang sebelumnya telah melebar.
Kembali
dengan mengisahkan dirinya,
Kau begitu
antusias, melukai sepasang telinga dengan sebongkah rindu yang menggelora.
Aku
baik-baik saja,
Ceritakanlah
bahagiamu semuanya,
Karena,
bagianku, adalah kesedihan yang terlarut sempurna dalam secangkir airmata.
Cinta
kembali membawamu pergi,
Rindu, tak
akan pernah cukup, untuk menarikmu kembali
Berbahagialah,
wahai yang pernah singgah dihati,
Aku, akan
tetap setia menunggu kisah lainmu di kedai ini.
-Serdadu
Pejuang Rasa, Bandung 2019-
kelinci99
BalasHapusTogel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
yukk daftar di www.kelinci99.casino