31/08/19

PARALEL


Debu bernyanyian diatas sebuah buku tanpa tuan
Terkadang, aroma lembut tinta itu masih berkeliaran
mengitari udara, bersinggungan dengan cahaya jatuh ditengah kesunyian
Berselang ringkihan lantai kayu, yang terinjak langkah tanpa haluan.

Semuanya menguap tanpa sebab,
menghilang diantara arus rotasi bumi, terlepas dari ikatan dimensi
kemudian terombang-ambing menyusuri luka diatas perlintasan pagi

termasuk kita,
semakin asing, dan menjadi-jadi
nama yang sudah tidak dikenali
temu yang tak pernah dicari
jabat yang kemudian ditinggal mati

apakah ini masih kesalahan Sang Waktu ?
yang dengan rela menjual alurnya, hanya demi menyandingkan
kaki kiri dan kanan
memotong setiap denting napasnya, demi menyatukan dua tokoh tanpa peran

Kita pernah menjadi satu paragraf yang mengagumkan
mengadu kisah ditengah riuhnya pendar kopi dan aroma senja
mencipta semesta diantara deretan aksara yang tumpah diujung pena
lalu merupa elegi paling merdu yang mengawal sebuah perayaan dari perpisahan
dengan masing masing dari kita membawa sebuah robekan

Hingga, semuanya menguap tanpa sebab
menghilang diantara arus rotasi bumi, terlepas dari ikatan dimensi
dan disini, buku itu masih tetap ada sebagai pelengkap sepi
saksi mati dari kisah yang tak mampu dibacakan kembali.
-          Serdadu Pejuang Rasa, Bandung ,2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar