04/01/20

Di Bawah Permukaan

Dibawah gundukan tanah yang kusebut kaki malam,
Kulihat, kita masih asyik berbincang di tepian kolam,
Berdebat perihal debar yang mengkhawatirkan, dan sesiapa saja yang paling akrab dengan kekosongan

Semula kau bertanya,
" Debar siapa yang kerap membuatmu membangunkan purnama ? "
Jemari mengambil alih peran bibir,
Mendaratkan telunjuk pada permukaan gemas pipimu yang begitu menyihir

Kemudian, kau bersiap dengan pertanyaan kedua,
Terhenti sejenak,
bola matamu yang lucu berlarian mengitari kelopak, tercermin acak corak kata yang hendak kau susun dalam kepala,

Ingin sekali kucuri raut bingungmu kala itu,
kulipat dengan rapi dalam sebuah kotak,
untuk kemudian kuseduh bersama kopi dan secangkir sepi.
Dengan pahit yang menyeruak

Disanalah kau abadi
dalam sebuah aroma,
diantara tiap hirupan napas yang mengisi relung dada
Hadirmu kembali hidup pada balutan malam yang sempurna,

Sedekat kening dan angkasa,
Kita pernah mengawal malam menuju peraduannya.
Menghantarkan sejuk ke tempat dia seharusnya berada
Merangkum setiap musim, menjadi barisan kalimat untuk kita rapal bersama,

Dan sebelum bibirmu beranjak menjatuhkan tanya,
Kudahului suaramu bagai kilat yang kerap berada diawal suara
" Pertanyaan apapun yang kau ajukan,
debar akan selalu memberikan jawaban,
tersimpan disana,
di balik detak ,
yang tak kunjung reda "

-    Serdadu Pejuang Rasa, Batam 29 Desember 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar