16/12/19

Diorama Selaput Jala

Lihat,
Diantara iringan awan dan do'a yang berserakan,
Kau akan menemukan warna biru paling rindu disana,
Cerah yang jatuh di tengah penasaran, lalu berakhir pada ujung pertanyaan.
" Seriuh apa warna yang kau cipta pada sepasang kelopak yang lupa merasakan warna ? "

Langit memudarkan waktu beserta rekahannya,
Meringkus para pecandu senja paling agung ,dengan jingga yang terlukis mewah,
Disana kau menjadi rona merah,
Merekah indah,
memeluk erat, perlahan merambat, menyusuri tiap lekuk pembuluh darah

Tepat, setelah purnama -purnama diterbangkan.
Dengarlah do'a yang telah kupesan,
Melarut bersama pahit yang diseduh kesepian, kita membicarakan cantikmu hingga redup dinyalakan.
Kau terbit sebagai kejora,
Pada kepingan angkasa yang kutatap sekian lama,
Waktu demi waktu,
Masa ke masa
tetap menjelang,
Karena, pada kedalaman matamulah, semua indah lukis warna, akan kembali berpulang.

- Serdadu Pejuang Rasa, Batam, 12 Desember 2019

Ekspedisi Kemarau

Sore ini, aku menemuimu sebagai mendung yang pekat,
Memeluk napas begitu erat,
Dengan sepi yang mengikat begitu lekat.

Di dalam rimba aku berada,
Menanti deras yang dijanjikan,
Berharap kita saling mengerti pesan  yang disiratkan.
Di antara belantara kau telah menjadi gerimis,
Kunikmati sejuk mencaduimu sebagai khatulistiwa paling tropis
Dengan arus angin yang kian terarah,
Menuju hadirmu yang tak akan pernah musnah.

- Serdadu Pejuang Rasa, Batam, 25 November 2019